thumbnail

Kisah Pertemuan Gurutta KH. Abdurrahman Ambo Dalle Dengan Lailatul Qadr

Posted by Akkuang Blog on 25 Apr 2022

Daftar Isi [Tampil]


 

Di Kab. Barru, Provinsi Sulawesi Selatan, KH. Abdurrahman Ambo Dalle merupakan sosok Waliyullah yang sangat terkenal. Di antara karamahnya yang paling menakjubkan adalah pertemuannya dengan Malam Lailatul Qadr.

Peristiwa agung ini terjadi pada salah satu malam penghujung Ramadhan di tahun 1939, di Masjid Jami’ Adda’wah, Mangkoso, Barru. Yang membuat peristiwa ini menjadi besar karena banyak saksi mata yang melihat langsung keajaiban di malam tersebut.

Dari banyak kisah warga maupun dari guru-guru di lingkungan Pondok Pesantren Darud Da’wah wal Irsyad (DDI) Mangkoso yang dituturkan secara turun-temurun, peristiwa tersebut sempat menimbulkan kepanikan massal. Pasalnya, banyak warga yang bedagang melihat langit malam yang gelap gulita tiba-tiba saja berubah menjadi terang layaknya sudah pagi. Ada juga yang mendeskripsikan seperti cahaya dari kobaran api yang sangat besar.

Setelah diusut, ternyata sumber cahaya super terang itu berasal dari Masjid Jami Addakwah Mangkoso. Inti dari kisah ini adalah adanya perjumpaan antara sosok agung yang diyakini sebagai pengantar Lailatul Qadr dengan sang maha guru. Sosok agung nan bercahaya dalam pertemuan itu menyampaikan agar Gurutta Ambo Dalle memanjatkan doa apa saja yang dia inginkan.

Kisah Lailatulqadr, oleh beberapa kalangan memang diyakini sebagai momentum terkabulnya keinginan yang dapat mengubah takdir di masa depan. Gurutta Ambo Dalle kemudian menyampaikan permohonan agar ilmunya membawa berkah kepada seluruh santri dan masyarakat di Mangkoso. Versi lainnya, Gurutta Ambo Dalle meminta agar setiap angkatan santri menghasilkan tiga ulama besar.

Pimpinan Pondok Pesantren DDI Mangkoso, Prof. Dr(HC). AG. Haji Faried Wadjedy mengakui cerita di malam Al Qadr itu banyak versinya. Termasuk yang menyaksikan malam berubah menjadi pagi, dan sebagian mengira masjid terbakar hebat. Yang jelas, kisah ini meninggalkan jejak nyata. Yaitu empat tehel berukuran 1,5 meter per segi di tengah masjid yang terasa lebih sejuk jika disentuh hingga sekarang ini.

Konon, di situlah sosok agung itu berdiri dan berkomunikasi dengan Gurutta Ambo Dalle yang saat itu bermunajat di mihrab masjid.Seusai peristiwa itu, seantero penduduk Mangkoso pun mulai merasakan hidupnya dilingkupi keberuntungan. Perniagaan lancar. Sawah, ladang dan kebun tumbuh subur. Laut menghasilkan banyak ikan. Air dari kolam Wudu masjid pun dipercaya bisa menyembuhkan beragam penyakit. Dan yang paling penting, para santri memperoleh keberkahan ilmu yang diajarkan dan diwariskan oleh sang maha guru.

Lulusan DDI kini banyak yang berkiprah di kancah nasional maupun internasional.cKisah ini merupakan bagian dari kisah-kisah karamah AGH Ambo Dalle yang bisa menginspirasi siapa saja untuk mendapatkan berkah Lailatul Qadr. Malam yang bisa mengubah nasib seseorang menjadi lebih baik.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

18.30
thumbnail

Inilah Keuntungan Bila Menarik Napas Dalam - Dalam

Posted by Akkuang Blog on 22 Okt 2010

Daftar Isi [Tampil]


Menarik napas dalam-dalam adalah hal penting bagi kesehatan fisik maupun emosi. Tetapi, karena bernapas cenderung dianggap sebuah refleks menyebabkan aktivitas menghirup napas secara dalam sering dilupakan.
01.39
thumbnail

Mengenal Suku To Balo (Orang Belang) di Kabupaten Barru

Posted by Akkuang Blog on 19 Okt 2010

Daftar Isi [Tampil]
Tak ada manusia yang bisa memilih terlahir dari keluarga atau keturunan tertentu. Seperti juga suku “To Balo” yang tinggal di tempat terpencil di Pegunungan Bulu Pao, yang membentang melintasi wilayah Kabupaten Barru dan Pangkep, Sulawesi Selatan. Sejak menjejakkan kaki ke bumi, setiap orang dari keturunan kelompok ini punya rupa kulit tak lazim: sekujur tubuh terutama kaki, badan, dan tangan, penuh bercak putih. Sementara tepat di tengah dahi mereka, bercak tersebut juga terpampang nyaris membentuk segitiga. Karena itu mereka disebut kaum To Balo, Yang dalam bahasa Bugis, To berarti manusia sedangkan Balo sama dengan belang.

SelainDari tiga Jenis Obyek Wisata yang ada di Barru terdapat juga suku To Balo (Orang Belang) merupakan bagian dari komunitas suku To Bentong yang menurut legenda hanya ada di kabupaten Barru.Suku ini berdiam di Desa Bulo- Bulo Kecamatan Pujananting , bahasa yang digunakan adalan bahasa Bentong, keunikan dari suku ini jumlahnya tidak lebih dari 9 orang.



Perbedaan itu rupanya membuat mereka mengasingkan diri dari kumpulan sosial sehingga tak pernah membangun koloni di daerah yang ramai. Konon, sikap tersebut sudah mereka lakukan sejak berabad silam saat Kerajaan Bugis masih jaya. Namun, oleh raja-raja zaman dahulu, kelainan tersebut sempat dianggap tanda kepemilikan kesaktian yang membuat mereka sering dipilih menjadi pengawal raja. Di tengah hiruk pikuk kemajuan zaman, kaum To Balo seakan tenggelam ditelan kesunyian pelosok tempat tinggal mereka. Populasi ini kini tinggal segelintir. Maklum, menurut kepercayaan mereka, jumlah satu keluarga tak boleh lebih dari 10 orang. Jika tidak, keluarga ke-11 dan berikutnya harus mati. Entah dibunuh langsung atau dibuang ke suatu tempat sampai diyakini tak bernyawa. 

Satu diantara yang sedikit itu tersebutlah keluarga Nuru bin Rien. Bersama satu istri, dua anaknya Rakdak dan Mantang, serta beberapa anggota keluarga, dia membangun sebuah gubuk di sebuah sudut Pegunungan Bulu Pao. Di petak sempit inilah, kehidupan Nuru sekeluarga terkotak. Mereka bercengkrama, memasak, bercocok tanam ubi, jagung, dan kacang, serta mengolah gula merah. Tapi sesekali mereka turun gunung juga untuk menjual hasil bercocok tanam serta gula merah ke Pasar Kamboti, Desa Bulo-Bulo. Dari pekerjaan ini, mereka menerima duit yang tak seberapa. Tapi hasil itu sudah membuat senyum mereka tersungging. Cukuplah untuk membeli persediaan ikan asin selama sepekan dan sepasang sandal jepit yang sudah lama diidamkan Rakdak, putra sulung Nuru yang kini duduk di kelas empat sekolah dasar. “Aku ingin jadi polisi,” kata Rakdak dengan tatapan mata lugu ketika ditanya soal cita-citanya. Sebuah keinginan sederhana bagi sebagian orang tapi bak bintang buat Rakdak dan keluarganya. Betapa tidak, Rakdak tak bisa setiap hari ke sekolah karena jarak yang harus ditempuh dari rumahnya dengan berjalan kaki sekitar tiga jam. Belum lagi kegiatan rutinnya. Saban pulang sekolah, bocah yang kini duduk di SD Instruksi Presiden (Inpres) Bulo-Bulo, Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru, ini mesti menjaga adiknya. Kalau tidak, Rakdak menggembalakan kuda yang diberikan pemerintah setempat beberapa waktu silam. Kalaupun bisa belajar, dia tak memiliki peralatan yang lengkap. Pun penerangan hanya didapat dari sinar lampu teplok. Tapi seperti ketangguhannya menaklukkan alam sekitar, begitu pula semangat Rakdak untuk menjadi pintar. Setidaknya sampai sekarang dia tak meninggalkan status pelajar seperti yang dijalani anak-anak Tobalo yang akhirnya sibuk bermain dan membantu keluarga. Kelainan yang diidap kaum To Balo bukanlah penyakit melainkan pembawaan gen. Namun, masyarakat setempat meyakininya sebagai kutukan dewa. Alkisah suatu hari, ada satu keluarga yang menyaksikan sepasang kuda belang jantan dan betina yang hendak kawin. Bukan hanya menonton, keluarga itu juga menegur dan mengusik kelakuan kedua kuda itu. Maka marahlah dewa lantas mengutuk keluarga ini berkulit seperti kuda belang atau balo. Ada pula kisah versi lain. Para kaum Tobelo percaya, manusia dan kuda turun bersama dari langit saat pertama bumi diciptakan. Artinya, hewan berkaki empat itu bersaudara dengan manusia. Nah, orang-orang yang percaya dengan cerita ini otomatis akan berkulit belang.

Kaum To Balo bisa keluar dari masalah kulit ini jika mereka menikah dengan orang lain yang punya gen kulit normal. “Selama ini kebanyakan mereka kawin antarmereka saja. Padahal terbukti, jika ada kaum To Balo yang kawin dengan orang di luar kelompoknya, sang anak akan berkurang belangnya”. Kelihatannya, perlu ada penyuluh yang menyambangi mereka ke dusun terpencil itu untuk menjelaskan keadaan sebenarnya. Agar mereka segera keluar dari keterkungkungan yang disebabkan perasaan berbeda dari manusia lain. 

22.41
thumbnail

Kondisi Darah Manusia Ketika Berdoa, Sedih, Takut dan Jatuh Cinta

Posted by Akkuang Blog on 15 Okt 2010

Daftar Isi [Tampil]


Sebuah penelitian dilakukan oleh pakar EFT (Emotional Freedom Techniques) untuk menunjukkan bagaimana kondisi darah manusia disaat normal, sedih, gembira, jatuh cinta dan saat berdoa. Pakar EFT yang bernama Dr. Felicy tersebut mengambil sampel darah seorang pasien bernama Rebecca, kemudian memotretnya dengan menggunakan “darkfield microscope” yang dihubungkan dengan monitor komputer.
03.14
thumbnail

Khurafat dalam Obor Olimpiade

Posted by Akkuang Blog on 5 Okt 2010

Daftar Isi [Tampil]

Sungguh pelik persoalan yang menimpa umat ini. Menjelang olimpiade di China tahun ini, api olimpiade sudah mulai dilarikan ke negeri-negeri yang ikut serta dalam acara dunia ini. Hanya sayang sekali, tak ada sedikitpun para pejabat dan ulama muslim yang menghukumi atas aktitas ini. Padahal dibalik tradisi api olimpiade ini terdapat kemusyrikan yang membahayakan akidah umat. Bila ada ada ritual yang bukan dari Islam seringkali dinyatakan bid'ah seperti tahlilan, tetapi dalam kasus ini tak ada satu pun yang menyatakan bahwa tradisi api olimpiade itu adalah bid'ah.

Api olimpiade, obor olimpiade, dan cahaya olimpiade semuanya merupakan nama-nama bagi satu lambang promosi olimpiade. Asal-usulnya berasal dari Yunani Kuno di mana sebuah api dibiarkan menyala sepanjang sambutan olimpiade kuno, serta memperingati dicurinya api ini dari dewa Zeus oleh Prometheus. Api ini diperkenalkan pada awalnya pada olimpiade 1928 di Amsterdam, dan sejak itu menjadi ritual tetap pada setiap penyelenggaraan olimpiade. 

Larian obor dari Yunani ke tempat penyelenggaraan olimpiade modern tidak ada dalam olimpiade kuno, sebaliknya hal itu diperkenalkan oleh Carl Diem, dengan dukungan Joseph Goebbels pada Olimpiade Berlin 1936 yang sempat diselubungi kontroversi dianggap sebagai cara menanamkan pemahaman Nazi.Bagi masyarakat Yunani kuno, api membawa arti religius. Api suci ini dikisahkan pernah dicuri dari dewa-dewi oleh Prometheus. Maka, api dapat dijumpai di berbagai tempat di Olympia, Yunani. Sebuah api yang menyala secara berpanjangan disimpan di atas Hestia di Olympia. Ketika berlangsungnya Olimpiade yang memberi penghormatan kepada Zeus, api tambahan di kuilnya dan juga kuil ratunya Hera. Api Olimpiade modern dinyalakan di tempat-tempat di mana pernah didirikan kuil Hera. 

Setelah kita melihat dengan jelas bahwa larian obor dan nyalaan obor ini ternyata berasal dari akidah khurafat masyarakat Roma dan juga merupakan peradaban (hadharah) kufur. Sedangkan Rasulullah melarang umat Islam mengikuti jejak langkah dan apa yang dilakukan oleh orang kafir, maka apakah layak umat Islam merayakan khurafat dan tahayul olimpiade ini? Dari Umar Radiyallahu 'anhu berkata, bersabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam, "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia telah menjadi golongan mereka". (HR. Ahmad, Abu Daud, Thabrani) 

 Apakah negeri-negeri kaum Muslim dan para penguasanya berbangga dengan menjalankan aktivitas yang dilakukan oleh penyembah api dan pemuja api ini? Tidakkah mereka merasa bahwa aktivitas itu sama halnya dengan kaum Majusi yang menyembah dan mendewa-dewakan api? Adakah pemerintah perlu berbangga karena tidak ada kekacauan dalam majelis yang berasal dari majelis keagamaan bangsa Roma? Apa pun alasan yang diberikan, siapa saja yang terlibat dengan aktivitas khurafat ini pastinya akan ditanya oleh Allah Swt di akhirat kelak tentang apa yang mereka lakukan. Tidakkah ada mufti atau ulama yang ingin memberikan fatwa menolak kepercayaan dan amalah jahiliyyah ini? 

 Beginilah keadaan umat tatkala tak ada institusi penjaga akidah umat. Umat dengan mudah dilenakan dan dirusak akidah mereka dan dibiasakan dengan tradisi-tradisi ritual yang bukan berasal dari Islam. Belum lagi penyelenggaraan olimpiade yang hanya menguatkan ikatan rusak nasionalisme, hanya memperkuat kebanggan atas bangsa-bangsanya masing-masing. Padahal dengan paham nasionalisme inilah, Khilafah Islamiyah menjadi bubar. Racun ini telah dihembuskan atas kaum Muslim hingga saat ini. Ikatan ini dijaga dan dibangun terutama pada penyelenggaraan olahraga yang terorganisir menyebabkan umat senang dalam keterpecahbelahan. Sampai kapan tradisi rusak ini berhenti? Khilafah Islamiyyah kali kedua akan segera menghentikannya! 

16.50
thumbnail

Bahaya Tahayyul

Posted by Akkuang Blog on

Daftar Isi [Tampil]


Umat Islam, dijanjikan menguasai dunia. Janji ini pasti terwujud, karena Allah yang menjanjikan. Masalahnya apakah janji ini akan terwujud jika akidah umat Islam masih terancam oleh tahayul dan syirik. Oleh karena itu, perlu adanya usaha dalam pemurnian akidah Islam.

16.42
thumbnail

Dampak Negatif Sinyal Wi-Fi Terhadap Tubuh Kita

Posted by Akkuang Blog on 29 Agu 2010

Daftar Isi [Tampil]
Wi-fi (wireless fidelity) yang lebih dikenal sebagai jaringan lokal nirkabel semakin populer terutama di negara-negara maju dan berkembang. Dengan wi-fi orang bisa masuk ke jaringan internet tanpa harus repot menyambungkan kabel dari komputer ke line telepon.

Memang enak ya kalau kitaberada di lungkungan yang ada wi-fi nya(seperti sekolah saya). Tapi selidik punya selidik siyal wi-fi berpengaruh juga terhadap tubuh kita. Mau tahu?


http://www.artikelbebasku.co.cc/


Di balik kemudahan yang ditawarkan wi-fi, ada beberapa keyakinan publik yang menganggap wi-fi berdampak negatif terhadap kesehatan. Mereka yang tidak setuju dengan kehadiran wi-fi beralasan radiasi elektro magnetik dari wi-fi bisa menyebabkan nyeri di kepala, gangguan tidur dan mual-mual, terutama bagi mereka yang electrosensitive. Tapi benarkah wi-fi berbahaya bagi kesehatan?

Ketakutan akan dampak buruk wi-fi terhadap kesehatan ini dimentahkan ilmuwan Inggris. Seperti yang diungkapkan Sir William Stewart, ketua Health Protection Agency, mengatakan pada BBC Programme Panorama, tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan teknologi wi-fi. Tak ada bukti pasti yang menyebutkan, perangkat seperti ponsel dan wi-fi menyebabkan kesehatan terganggu.

Hal senada juga diungkapkan Professor Lawrie Challis, dari Nottingham University. Dalam pernyataannya pada BBC, Senin (21/05), Prof Challis, yang menjabat sebagai ketua Mobile Telecommunications and Health Research (MTHR) menyebutkan: "Radiasi elektro magnetik dari Wi-fi sangat kecil, pemancarnya juga berkekuatan rendah, selain itu masih ada jarak dengan tubuh.

"Bisa jadi radiasi elektro magnetik sangat dekat dengan tubuh, ketika kita memangku laptop, namun dalam pengamaatan saya setiap orang tua akan meminta anak mereka untuk tidak terlalu sering menggunakan ponsel mereka dan selalu meminta mereka untuk menaruh laptop di atas meja, bukan di pangkuan, jika mereka berinternet terlalu lama."

Untuk mendukung pernyataan ini, tim Panorama BBC mengunjungi sebuah sekolah di Norwich, yang memiliki seribu siswa, dan mencoba membandingkan tingkat radiasi dari ponsel dan penggunaan wi-fi di dalam kelas. Hasilnya menunjukkan radiasi wi-fi di ruang kelas tiga kali lebih besar dibanding pancaran yang dikeluarkan ponsel.
 

 Namun ahli kesehatan psikis Professor Malcolm Sperrin mengatakan sinyal wi-fi yang lebih besar tiga kali lipat dibanding radiasi ponsel di suatu sekolah masih belum relevan, karena belum ditemukan pengaruhnya terhadap kesehatan.

"Wi-fi adalah teknologi yang menggunakan gelombang radio elektro magnetik rendah, yang sebanding dengan oven microwave, bahkan 100 ribu kali lebih rendah dari microwave."

Tipe radiasi yang dipancarkan gelombang radio (wi-fi), microwaves, dan ponsel telah menunjukkan kenaikan level temperatur jaringan yang sangat tinggi, yang biasa disebut thermal interaction, namun masih belum ada bukti level tersebut menyebabkan kerusakan.

Health Protection Agency menyebutkan duduk di ruangan yang memiliki hotspot selama setahun sebanding dengan gelombang radio yang dipancarkan saat bercakap-cakap dengan ponsel selama dua puluh menit.

"Gelombang radio sudah menjadi bagian dari kehidupan kita selama hampir seabad atau lebih, namun jika ada gangguan yang signifikan terhadap kesehatan, pasti ada kajian yang akan mencatatnya, dan selama ini berbagai studi masih belum menemukan bukti transmisi wi-fi bagi kesehatan.

Hal senada juga didukung Professor Will J Stewart, rekan dari Royal Academy of Engineering, yang mengatakan: "Ilmu pengetahunan telah mempelajari pengaruh ponsel bagi kesehatan selama bertahun-tahun dan kekhawatiran akan dampak radiasi ponsel masih sangat kecil.

"Begitu juga dengan wi-fi, jika digunakan dalam batas yang wajar tak akan ada pengaruhnya bagi kesehatan dalam waktu yang lama. Namun bukan berarti semua radiasi elektro magnetik tak berbahaya, misalnya sinar matahari yang terbukti menyebabkan kanker kulit, jadi jika Anda menggunakan laptop saat berjemur di pantai, ada baiknya mencari tempat yang teduh," tambah Sperrin yang mengatakan sampai saat masih belum ada banyak bukti yang cukup berarrti akan dampak negatif wi-fi.

Namun yang lebih dikhawatirkan Sperrin bukan pada gelombang wi-fi, namun pada perilaku dalam penggunaan laptop, dan panas yang dihasilkan laptop pada beberapa bagian sensitif pada tubuh, yang berdampak pada kesehatan.

Sumber :
www.artikelbebasku.co.cc

13.17
thumbnail

Terrasforming Mars: Gagasan Merubah Mars Menjadi Bumi Baru

Posted by Akkuang Blog on

Daftar Isi [Tampil]

Ketika bumi semakin tidak bersahabat bagi kelangsungan hidup umat manusia, maka kita harus melakukan eksodus, mencari tempat lain yang lebih layak untuk ditinggali. Mungkin ini yang akan di lakukan oleh manusia bumi di masa depan. Namun, kemanakah tujuan kita?
Langkah yang bisa dilakukan untuk mendapatkan tempat tinggal baru bagi manusia selain di bumi ialah dengan cara mencari planet yang dapat dihuni itu sendiri. Masalahnya, perkara mencari planet yang dapat dihuni di luar sana tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/78/TerraformedMars.jpg/300px-TerraformedMars.jpg 
Terrasforming Mars: Gagasan Mengubah Mars Menjadi Bumi Baru
Terraformed Mars
 
Planet Mars dan Europa (bulan Jupiter) merupakan obyek di tata surya kita yang diklaim bersahabat bagi kehidupan manusia karena diyakini memiliki sumber kehidupan, yaitu air.
Tetapi kehidupan kompleks manusia tidak hanya bergantung sepenuhnya pada air, bukan? Bentuk topografi, atmosfer, temperatur dan komposisi udara merupakan beberapa hal lain yang perlu diperhatikan. Untuk dapat menopang kehidupan, suatu planet harus memiliki berbagai kemiripan dengan bumi. Dan di tata surya kita, selain bumi belum ada yang benar-benar dapat kita tinggali.
Mencari planet di luar tata surya (exoplanet) merupakan usaha yang ditempuh oleh para astronom. Mencari planet layak huni di luar tata surya tentunya lebih menyulitkan lagi. Ada beberapa cara untuk mencari planet yang beredar pada bintang induknya di sistem tata surya lain.
Teknik pencarian exoplanet seperti Spektroskopi Doppler, Astrometri, maupun fotometri adalah beberapa metode yang digunakan. Bahkan badan ruang angkasa Amerika, NASA, baru-baru ini telah meluncurkan wahana Kepler untuk membantu mencari jejak-jejak exoplanet di luar sana.
Sejauh ini, dari jajaran exoplanet yang berhasil ditemukan, hanya Gliese 581 d lah planet yang benar-benar menjanjikan. Gliese 581 d atau yang kerap dijuluki sebagai Super Earth merupakan exoplanet sejauh 20 tahun cahaya di rasi bintang Libra. Ia memiliki massa tujuh kali dari bumi dan mengorbit di zona layak huni pada suatu bintang katai merah yang massanya hanya sepertiga Matahari.
Mencari planet layak huni bukanlah satu-satunya jalan untuk mendapat tempat tinggal baru bagi anak cucu kita di masa depan. Salah satu gagasan yang terdengar cukup hebat ialah dengan membuat planet yang dapat dihuni. Ya, kita membuat sendiri planet seperti bumi yang layak ditinggali.
 

Bagaimana caranya? yaitu dengan Terraforming. 

Terraform (berarti “membentuk Bumi”) adalah proses bersifat hipotesis yang mengubah atmosfir, temperatur, topografi permukaan atau ekologi menjadi mirip dengan Bumi sehingga dapat dihuni oleh manusia.
Dengan melakukan terraform pada suatu planet yang dituju, maka akan merubah kondisi planet tersebut sehingga dapat menopang kehidupan manusia. Mars, planet tetangga kita ialah salah satu kandidat terbaik untuk melakukan ini semua.

Konsepsi mengenai proses terraform Mars dalam 4 tahap pembangunan.

Mars adalah planet di tata surya kita yang cukup bersahabat bagi kehidupan. Hasil penelitian yang dilakukan menemukan bukti bahwa pada masa mudanya Mars bersuhu hangat dan memiliki air yang melimpah.
Kemungkinan CO2 yang digunakan untuk menghangatkan planet tersebut di masa silam masih tersimpan di sana. Begitu pula dengan air, mungkin masih tersimpan di tanah beku maupun tudung kutubnya.


Atmosfer Mars dapat diciptakan dengan melepas CO2 yang membeku di tanah dan tudung es kutub. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memuntahkan gas rumah kaca yang kuat.
Mungkin bagunan-bangunan khusus akan dibangun untuk memuntahkan gas rumah kaca tersebut. Sementara cermin-cermin raksasa yang disebar di sana akan memfokuskan sinar matahari ke es agar air mencair.
Ketika CO2 terlepas, kehangatan Mars akan meningkat dan mendorong tekanan ke atmosfer sehingga air pun mengalir. Kemudian dengan menebarkan benih-benih tumbuhan perintis seperti alga dan lumut kerak, serta menebar mikroba dapat menciptakan tanah organik dan menambah sedikit oksigen ke atmosfer.
Dengan demikian rencana penghijauan dengan menanam bibit untuk menciptakan hutan beriklim maupun hutan boreal dapat segera dilakukan.
Ketika tumbuh-tumbuhan mulai menghiasi Mars, kebutuhan energi untuk pemukiman segera dibangun. Tenaga nuklir mungkin sebagai pilihannya. Karena sedikitnya oksigen, penduduk Mars mungkin akan tetap beraktifitas dengan alat bantu pernafasan nantinya.


Mungkin seperti inilah gambaran manusia Mars di masa depan.
 
Namun itu semua bukanlah pekerjaan instan, perlu waktu beratus-ratus tahun untuk menyulap kondisi Mars menjadi seperti Bumi dan tentu saja, biaya yang besar. Walaupun terraforming ini masih sekedar gagasan yang bersifat hipotesis, nampaknya cukup ditunggu untuk benar-benar direalisasikan ya.
13.11